Saya mencintainya dengan adanya saya kala itu. Usia tidak memojokkan saya dengan pengertian masa itu. Saya masih 18, kami jatuh cinta. Menghabiskan akhir minggu bersama layaknya pasangan lain. Pelukan. Ke pesta dansa. Bahkan setelah pengumuman kelulusan. kami berencana membuat tatoo yang sama.Setidaknya kami menikmati masa masa itu.
Sampai sekarang 50 tahun sudah berlalu, saya pastikan, saya seorang yang akan tetap menjadi perempuannya. Saya pastikan saya tidak akan pernah meninggalkannya, dan selalu tetap bersamanya. Saya bahkan yakin di kehidupan yang lain, saya tetap miliknya.
________________________________
” Sudah, sana tidur saja lagi.. Pagi pagi sudah ngajak gaduh..!”
Suara lelaki itu tegas dan kuat, lagi dengan gontai saya beranjak meninggalkannya dengan kopi yang baru saja saya seduh untuknya.Suami saya yang sudah 50 tahun terakhir mendamping tubuh saya yang bukan jiwa saya.
Impian saya cuma satu, bisa menciptakan mesin waktu, dan mengulang kisah itu menjaga sampai sekarang dan mendampinginya sampai akhir, saya sudah pernah katakan padanya betapa berartinya dia dalam hidup ini.
Itulah sebabnya saya bisa pastikan saya seorang yang akan tetap menjadi perempuannya. Saya pastikan saya tidak akan penah meninggalkannya, dan selalu tetap bersamanya. Saya bahkan yakin di kehidupan yang lain, saya tetap akan bersamanya.
Saya buru buru meninggalkan suami saya dengan kopinya. Mencari kunci, berlari pergi, dimana terakhir saya tidak pernah melihatnya lagi. Kekasih.