Cerita Pagi (1)

Standar

Kamu ya kamu, yang bersarang di hatiku, yang berakar di darahku. Kapan berhenti menari nari seperti itu.
Aku berhenti menguliti otakku, alih alih aku mampu menghentikan tarianmu.
Kamu yang paling pasti diketidakpastian yang aku tahu. Ujilah aku, dan berhentilah peduli.
Karena semua akan tahu, tak ada nada nada yang palsu yang terdengar, tak ada luka yang terbawa.
Aku hanya kau behenti menari sejenak, agar aku tahu, aku pernah menjadi utuh untuk sendiri.

Tinggalkan komentar